Aku mati saat tahu
Hidup membuatku asing
Aku hidup dalam mati yang kekal
Kekal dengan segala duka
Membelah laut
Meruntuh langit
Menumpah lahar hingga berserakan
Dengan puting beliung pilu
Lebih
Lebih dari F3
Kadang kuberi senyuman palsu pada pohon-pohon
Pada binatang-binatang
yang konon memuji keberanian dan ketangguhanku
Dengan bangga mereka menobatkanku sebagai ratu mereka
Tanpa tau...
Tanda yang terukir di sana
Tak membuat mereka mencurigaiku
Membuat mereka berpikir tentang kabut pekat malamku
Tanpa tau luka meruah
Apa.....lah ni.
Dariku (Larangan)
Selalu kukatakan
Jangan tembakkan padanya
Itu akan membuatnya mati
Tapi kau tak percaya
Kau anggap lelucon semua
Tanpa peduli kautembakkan lagi
Kali ini tepat ke dadanya sebelah kiri
Namun dia berdetak
Kau tertawa
Itu tak membuatnya mati
Namun tak bisa kau dengar detak itu dalam dekat
Pikirmu
“Menyesal aku membuatnya berdetak
karena tak boleh”
Matilah, sekarang benar-benar dia harus mati
my feel
Dunia Baruku
Deyede Poenya
Selamat pagi dunia
Izinkan kupijak bumimu tanpa beban
Biarkan kucari inginku
Tak terikat masa lalu
Hamburkan penyesalan itu ke laut tak bertepi
Hingga tak kutemukan lagi
Ingin perbarui hidupku
Dengan seutas senyuman tipis
Yang tak kutahu itu tulus
atau hanya penyapu galau hati
Andai memang benar duga
Terjawab sudah semua tanya
Aku rasa tak ada alasan
Untukku dayung telaga itu
Namun bila bosan, tenggelamkan saja aku
Biar tidak ada yang berdetak di segumpal darah itu
Hingga benar-benar mati
Jika suatu saat kau menemukakaanku, ungkapkan sandimu agar aku dapat melihatmu dengan jelas. Namun bila tidak jangan salahkan waktu yang telah menghapusmu padaku.
Perasaanku
Kau tahu, apa yang kurasakan sekarang? sakit itu tidak terlalu. Pernakah kau bayangkan bagaimana ringannya sakit saat mencopot benang pada daging yang baru dioperasi? saat kau rasakan benang itu perlahan pergi dari dagingmu?begitu ringan bukan?