Aku terpenjara dalam kabut pekat tak bertuan
Tak bisa kuandalkan mata untuk tentukan rupa
Hanya hati yang kujadikan kompas penuntun
Ragu hati kadang munculkan pertanyaan
Akankah sampai padamu Tuan?
Menari hayalan lemah gemulai asal
Meja dihiasi lilin
nyalanya akan memantul lewat indah matamu
Sadar hempaskan lara
Kabut pekat tambah nyata
Meluruhlah hati menjawab tanya
mungkin tak sampai niat di badan
Apa ini?
- Senin, 10 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar