Bila kau ingin tahu
Hanya kutahu kau ingin tahu
Apa yg tak kautahu
Kutulis ini buatmu..
Deretan kata yg entah kauanggap apa...
pastinya ini buatmu..
Paling tidak penghalau ragu di dada
Membuka sedikit celah
Hingga kegamblangan itu nyata
Tak guna galau itu padamu
Tak tepat kau cmburui Hari tanpamu padaku
Tak kah kau temukan itu padaku?
Seantero rasa tertumpah padamu..
Tak habis terungkap walau akan ribuan buku kautulis
Kiranya ckup kupastikan padamu
dg mimpiku ttg kita
tentnya tak susah kau pahami aku
Tanpa hambakan diri padamu
Cukuplah dengan ini penutup ragu
Hingga kulihat binar mata itu
Percaya padaku..
TITIK TITIK
Senja memburu malam
Kuburu motor dengan kecepatan yang tak seharusnya kupacu.
TAk mengapa, pikirku lebih cepat lebih baik
Takut mendera, petir menyapa garang
Halilintar mengedip seram
Lampu motor sepertinya tak mau beradu pandang dengan kedipan itu
Gemetar persendian tambahkan ketakutan meruah
Pilihan sekarang hanya dua, henti atau lanjut
Tak apalah kuburu saja
senyum dingin kulihat rumah itu
hujan tak sedikitpun sisakan hangat
kucoba sapa laki-laki tua yang punya senyum hangat
diisyaratkannya sebentuk kekhawatiran dalam kemarahan
aku hanya memberi isyarat asal
perlihatkan aku kuat, aku tak apa-apa
kamar yang begitu hangat sambut beku tubuhku
namun aku harus keluar dan kuukir senyum agar laki-laki tua itu tak khawatir
kembali ke kamar
tak boleh ada waktu tersisa aku harus larut dalam kehangatan mimpi
hangat dalam mimpi anugerah SAng Sempurna
Tak kutahu, udara luar begitu hangat dalam perbincangan malam
tak kutahu pertanyaan telah terjawab
tak kutahu telah ada serah terima perjanjian
tentangku...
hm...
pagi hangat menyapa renda-renda tirai
tak ada alasan utnuk terlambat hari ini
TAk bisa, pak tua berkumis tipis itu pasti akan sunggingkan sesinis senyum
kusangka angin gelombangkan suara aneh
tak kukenali suara itu dengan pasti
namun cerita Sang revolusioner islam beserta istrinya menjadikan itu mungkin
hingga akhirnya sebentuk lingkaran kecil di sematkan di sini..
di hatiku..
"G"
Mereka blg angka "tiga" ada padaku
Tak kah mereka tau,hatiku beku dlm bimbang yg mraja
Doa besar selalu ada tatkala mereka caci aku dg canda mereka
otakku bisa mental sekian meter dari kepalaku bila mereka tak hentikan itu skarang
Atau bisa saja mukaku pasi dan sluruh tubuhku lumer ke tanah
Bila saja mreka tetap tak berhenti
Apa dayaku?
Bulat kuberikan diri pada mereka utk dilahap
Hingga setiap inci tubuh perlahan pergi..,,
TL
Aku tak punya elak
Kuat padamu bius itu
Menyeruak dalam diam
Setidaknya cukup aku berenang di dalamnya
Namun jaring laba-laba tipis
petantang petenteng depanmu
Depanku
walau terterobos,
Kau tak dapat musnahkan
Begitu juga padaku
0 komentar:
Posting Komentar